Adalah seorang mahasiswa tingkat
akhir yang berada pada situasi dimana Ujian Akhir Semester (UAS) dan
penyampaian proposal penelitian kian mendekatinya. Idealnya, dalam situasi
tersebut si mahasiswa seharusnya membuat persiapan menghadapi UAS dan banyak
mencari dan membaca jurnal untuk memperkaya literarur review agar dapat
menuyusun proposal penelitian dengan baik. Akan tetapi yang terjadi malah
sebaliknya. Si mahasiswa malah banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang
tidak penting dan bermalas-malasan. Beberapa kali ia sengaja bolos dari kuliah dan
lebih memilih tidur-tiduran di kosan dengan dalih capek dan agak kurang sehat.
Si mahasiswa bukanya tidak sadar akan situasi yang sedang dihadapinya, bukanya tidak tau akan konsekuensi tindakanya. Ia sadar dan tau bahwa tindakan seperti itu akan membawanya pada masalah. Tidak bisa mengerjakan UAS, IP jeblok, penelitian akhir berantakan, masalah yang tidak bisa dianggap biasa saja. Ia sadar betul, ia paham betul, akan tetapi tindakan seperti itu masih tetap dilakukanya.
(Nama asli mahasiswa sengaja tidak disebut^^)
Si mahasiswa bukanya tidak sadar akan situasi yang sedang dihadapinya, bukanya tidak tau akan konsekuensi tindakanya. Ia sadar dan tau bahwa tindakan seperti itu akan membawanya pada masalah. Tidak bisa mengerjakan UAS, IP jeblok, penelitian akhir berantakan, masalah yang tidak bisa dianggap biasa saja. Ia sadar betul, ia paham betul, akan tetapi tindakan seperti itu masih tetap dilakukanya.
(Nama asli mahasiswa sengaja tidak disebut^^)
Contoh kasus tersebut bisa jadi merupakan gejala penyakit psikologis yang disebut “Self Defeating Behaviour”. “Self Defeating Behaviour” secara sederhana dapat diartikan sebagai tindakan sengaja yang dilakukan seseorang yang justru akan menghalangi atau merusak dirinya sendiri.