Friday, May 30, 2014

Self Defeating Behaviour



Adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang berada pada situasi dimana Ujian Akhir Semester (UAS) dan penyampaian proposal penelitian kian mendekatinya. Idealnya, dalam situasi tersebut si mahasiswa seharusnya membuat persiapan menghadapi UAS dan banyak mencari dan membaca jurnal untuk memperkaya literarur review agar dapat menuyusun proposal penelitian dengan baik. Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Si mahasiswa malah banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak penting dan bermalas-malasan. Beberapa kali ia sengaja bolos dari kuliah dan lebih memilih tidur-tiduran di kosan dengan dalih capek dan agak kurang sehat.

Si mahasiswa bukanya tidak sadar akan situasi yang sedang dihadapinya, bukanya tidak tau akan konsekuensi tindakanya. Ia sadar dan tau bahwa tindakan seperti itu akan membawanya pada masalah. Tidak  bisa mengerjakan UAS, IP jeblok, penelitian akhir berantakan, masalah yang tidak bisa dianggap biasa saja. Ia sadar betul, ia paham betul, akan tetapi tindakan seperti itu masih tetap dilakukanya.
(Nama asli mahasiswa sengaja tidak disebut^^)

Contoh kasus tersebut bisa jadi merupakan gejala penyakit psikologis yang disebut “Self Defeating Behaviour”. “Self Defeating Behaviour” secara sederhana dapat diartikan sebagai tindakan sengaja yang dilakukan seseorang yang justru akan menghalangi atau merusak dirinya sendiri.

Secara alamiah, manusia normalnya pasti menginginkan apa yang baik baginya, bagi kehidupanya, masa depanya, cita-citanya. Akan tetapi terkadang manusia justru secara sengaja melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri meskipun ia tahu akibat dari tindakan tersebut. Contoh kasus mahasiswa di atas dan tindakan lain seperti  merokok, minum minuman keras, menyelesaikan tugas penting di ujung waktu dll merupakan contohnya.

Witen, Dunn, dan Hammaer dalam bukunya yang berjudul “Psychology Applied to Modern Life” membagi Self defeating behaviour menjadi 3 kategori yaitu sebagai berikut : 

Self Defeating Behaviour Categories
Kasus mahasiswa tadi merupakan contoh Self Defeating Behaviour kategori Tradeoffs, dimana Ia secara alamiah menolak keadaan/hasil yang buruk menimpanya (Harm desired: No), akan tetapi tindakan yang sengaja dilakukanya justru akan membahayakanya (Harm Foreseen: Yes)

Kategori Self defeating behaviour yang lain yaitu Deliberate self-destruction lebih parah lagi. Terjadi apabila ia secara sengaja memang menginginkan keadaan/hasil yang buruk menimpanya (Harm desired: yes), dan dengan sengaja melakukan tindakan yang ia tahu akan membahayakanya (Harm Foreseen: Yes). Terjadi pada orang dengan kesehatan jiwa yang dipertanyakan.

Sedangkan kategori Counterproductive strategies terjadia apabila ia secara lamiah alamiah menolak keadaan/hasil yang buruk menimpanya (Harm desired: No), dan tidak melakukan tindakan yang akan membahayakanya (Harm Foreseen: No), akan tetapi ia berkutat pada sesuatu yang sia-sia, atau tidak menghasilkan apa-apa. Contohnya terjadi pada orang yang menginginkan dan memperjuangkan sesuatu yang mustahil untuk diraih. Ia menginginkan suatu pencapaian, melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya sia-sia. Orang tersebut tetap melakukanya, menghabiskan energi, materi, bahkan hidupnya karena ia menganggap bahwa ia akan berhasil, ia tidak sadar bahwa hal tersebut merupakan hal yang sudah jelas merupakan hal yang mustahil. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.