15022015,
Hari yang kami pilih untuk menggenapkan separuh agama
Hari dimana untuk kali pertama, terucap kalimat “cinta” dari lisanya
“Izinkan saya menikah dengan laki-laki yang saya cintai”
Bukan kalimat yang langsung
ditujukan kepadaku memang, dan bukan pula kalimat yg ia buat sendiri, melainkan
dituntun seorang penghulu. Tapi itu saja sudah lebih dari cukup, untuk
membuatku gemetar sekujur badan.
Sempat merenung saat malam
sebelum hari pernikahan, bahwa ternyata bisa sampai sejauh ini, bisa secepat
ini, dan sebuah pertanyaan besar “entah bagimana jadinya hidup denganya nanti”
Satu tahun sudah kini
Pertanyaan besar itu kini
berganti, “Entah bagaimana jadinya bila tidak hidup tidak denganya”
Orang yang akan hidup besamamu, bisa jadi bukan orang yang saat ini
dicinta, bukan pula orang yg saat ini mencinta, melainkan dialah jodohmu yang
tepat, yang terbaik, yang akan kamu cintai sampai akhir hayat.
Dan memang hanya Alloh-lah yang paling tau apa yang paling baik untuk kita
kn?
Selalu akan ada jawaban dari
pertanyaan mengapa upaya-upaya yang dilakukan sebelumnya selalu gagal, bahkan mungkin
untuk hal yang sepertinya pasti akan berhasil.
for me, she is “the answer”
boleh
Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah : 216)
I
love you till jannah, sayang