Tuesday, May 19, 2015

Medsos dan Tabayyun


Image by google
Saat ini kita kita dihadapkan pada situasi dimana penggunaan media sosial (medos) sebegitu marak dan fenomenalnya. Dengan mudah, pada banyak tempat, dapat kita temui pengguna media sosial. Media sosial seolah telah menjadi candu, sekaligus tuntutan gaya hidup.
Melalui media sosial, dengan sangat mudah orang dapat berbagi informasi. Semua jenis informasi dari berbagai sumber dapat dengan mudah menyebar secara global, dan dalam waktu yang relatif singkat. Saking mudahnya, informasi yang tidak jelas sumber dan kebenaranya, dan permasalahan tertentu yang masih sepotong-sepotong dan tidak lengkappun dengan sangat mudah tersebar. Informasi tersebut jelas berpotensi menyesatkan dan menimbulkan fitnah oleh banyak pihak. 

Di sini lah pentingnya sikap untuk meneliti kebenaran sesuatu dan tidak tergesa-gesa  (Tabayyun). Setiap informasi yang diterima hendaknya perlu dicermati benar kebenaranya, agar tidak tersesat dan ikut menyesatkan. 
Sayangnya, tabayyun sepertinya masih kurang membudaya di masyarakat kita. Informasi diterima dan disebar tanpa filterisasi dan klarifikasi yang cukup. Bahkan dengan kurang mempertimbangkan keilmuan dan pemahamanya yang terbatas, serta mengesampingkan ras empati terhadap orang lain, sering memberikan pendapat dan kesimpulan yang seolah merasa paling benar dengan mengatasanamakan kemerdekaan berekspresi dan keterbukaan informasi. 

Beberapa sikap yang dapat menyebabkan seseorang tidak bertabayyun diantaranya ialah sikap sombong, egois, fanatik, merasa sudah paham, dan malas mencari kebenaran. Kenyataan tersebut secara tidak langsung menunjukan kualitas sikap masyarakat yang masih rendah. Tidak heran jika di media sosial tidak jarang kita temui tulisan atau pernyataan yang secara jelas bernada saling cela, saling ejek, saling berprasangka buruk, dan saling menggunjing yang bila diusut, akar dari permasalahan tersebut sebenarnya adalah kurangnya sikap tabayyun.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(Al-Hujurât: 6,)

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(An-Nisâ: 94)

Semoga kita bisa bersikap lebih bijak....


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.