Friday, May 15, 2015

"INDAH"

Sampai dengan menjelang bulan ketiga pernikahan, masih saja terkadang merasa “jet lag” dengan kondisi saat ini, bahwa kenyataanya saya sudah menikah, bahwa saya sudah mempunyai istri, tinggal bersama dalam satu atap dengan perempuan yang statusnya adalah istri saya. Apa yang sudah dilewati, dan apa yg sedang dijalani saat ini memang “agak” di luar perkiraan, berbeda dengan gambaran yang pernah dibayangkan. Manusia memang Cuma bisa berencana kan?. Jadi mungkin wajar apabila perasaan tersebut terkadang masih muncul. Ini bukan soal keluhan, tapi justru sebaliknya.

Sedikit menengok kebelakang, sedari awal memang banyak teman/kerabat, termasuk kami sendiri yang sedikit tidak menyangka kl kami bisa menikah, lantaran latar belakang budaya dan asal daerah yang berbeda, tempat tingga yang berjauhan, serta sejarah pertemanan kami yang sangat singkat dan biasa-biasa saja. Dan pada saat memutuskan menikah pun sejujurnya saya masih belum begitu banyak mengenal istri saya, dan sepertinya begitu juga sebaliknya.

Sejauh mana saya mengenal, jelas saya kalah jauh bila dibandingkan dengan sahabat dan teman-teman sepermainanya, teman se-ganknya, teman sekelasnya, bahkan mungkin teman “sekedar kenal”nya. “Bertemu, berkenalan, kemudian memutuskan hidup bersama”, mungkin memang seperti itulah sekenario sangat sederhana yang Alloh telah persiapkan selama ini, dari arah yang tidak disangka-sangka.

OK lah, saya bohong kalau saya bilang tidak ada perasaan suka sama sekali. Tapi suka saja jelas tidak cukup. Hal utama yang saya yakini saat itu adalah bahwa  meskipun kita belum terlalu mengenal jauh tapi kita berdua sama-sama berniat baik ingin menjalankan As-sunnah, membentuk rumah tangga, hingga Mantap lah hati ini untuk meminang. Alasan itulah yang menepis kekhawatiran akan permasalahan ketidakcocokan kepribadian dan/atau kebiasan (meskipu tidak seluruhnya), karena memang ikatan suci perkawinan dan rumah tangga ini terlalu agung dan tidak sebanding bila dibandingkan dengan permasalahan tersebut. Insya Alloh, Alloh akan selalu membantu memberi jalan keluarnya jika masing-masing memegang kuat komitmen serta saling menghargai dan menghormati posisi masing-masing.

Kehidupan awal pernikahan jadi masa-masa yang “seru”. Masa dimana  kita saling meraba-raba kepribadian dan kebiasaaan masing-masing. Istriku yang rapi dan teratur, sementara saya berantakan dan ngawur, istriku yang bisa tidur cepat, sementara saya biasa tidur larut, istriku yang rame dan enerjik, sementara saya cenderung pendiam dan pasif, istriku yang supel, sementara saya yang kaku, dan masih banyak lagi. Seorang sahabat pernah berkata, bahwa proses saling mengenali dan memahami itu akan terjadi seterusnya, tidak hanya di awal pernikahan saja. Jangan merasa sudah kenal pasangan 100% meskipun sudah lama menikah, ada saja hal-hal baru yang ditemui, teruslah mengenali. Jadi, keseruan ini sepertinya akan terus berlanjut. Hehe.....

Orang bilang, cinta itu bukan hanya kata sifat, tapi juga kata kerja, cinta itu perlu dibangun dan ditumbuhkan. Istri saya seorang yang terbiasa sendiri, mandiri, punya penghasilan sendiri, seorang yang merdeka. Terbesit kekhawatiran apalah arti kehadiran saya baginya, seolah tanpa kehadiran saya pun ia akan baik-baik saja, malah lebih merdeka. Apa mungkin ia rela menempatkan seseorang yang belum lama ia kenal sebagai imamnya, sebagai pemimpinya yang harus ia hormati.
Nyatanya kekhawatiran saya tidak terbukti. Ia menempatkan saya pada posisi sebagaimana mestinya, rela menyingkirkan ego pribadinya, menempatakan suami pada posisinya. Ketika itulah, tanpa ia sadari ia membuat pondasi cintaku menancap dengan kuat, menumbuhkan tunas-tunas cinta yang tertanam. Menyiapkan pakaian sholat, sesekali menyisiri rambut saya ketika berangkat ke masjid (meskipun kita berbeda selera soal gaya rambut), menyiapkan sarapan dan bekal ke kantor, memasak, menyeduh kopi pagi hari, membangunkan dan mengingatkan waktu sholat, menasehati dengan santun, membetulkan hafalan dan bacaan Quran saya, dan atas semua kebaikan yang istri saya lakukan, atas semua waktu dan peristiwa yang kami habiskan bersama dengan sendirinya membangun dan menyuburkan cinta yang sebelumnya telah ada.

Kalau kesemua proses dan kejadian yang telah dialami itu harus saya rangkum dalam satu kata, saya memilih kata........“Indah”

#HAPPY3rdMONTH


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.