Waktu luang pada
dasarnya adalah sebuah nikmat, sama halnya dengan nikmat lainya seperti rizki, kesehatan
dll. Perlu dicatat bahwa ujian/cobaan tidak melulu berupa musibah, kesedihan, atau
kondisi yang tidak mengenakan lainya akan tetapi ujian/cobaan tak jarang
berwujud dalam sebuah nikmat, termasuk waktu luang. Disebut cobaan karena dengan
adanya nikmat waktu luang, terutama waktu luang yang berlebihan justru dapat
mengarahkan pada hal-hal yang kurang produktif, sia-sia, bahkan menuju ke arah
maksiat. Seperti pisau bermata dua, di satu sisi waktu luang bisa jadi
merupakan sesuatu yang membawa manfaat, di sisi yang lain bisa mendatangkan
kerugian.
"Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu
padanya yaitu kesehatan dan waktu luang" (HR. Bukhori).
Waktu luang secara sadar
atau tidak sadar akan diisi dengan berbagai macam aktivitas. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa banyak diantara
kita yang tertipu, itu artinya kebanyakan dari kita lebih cenderung untuk lalai
dan kurang bijak dalam memanfaatkan nikmat tersebut.
Ada begitu banyak
aktivitas untuk menghabiskan waktu luang yang dapat berupa kebaikan, berupa kesia-siaan,
atau malah berupa kemaksiatan. Jadi barang siapa yang tidak menghabiskan waktu
luangnya untuk kebaikan, maka sudah barang tentu waktu luangnya digunakan untuk
perihal yang sia-sia atau malah mendatangkan kemudharatan.
Kualitas seseorang bisa
jadi dapat dibedakan dengan melihat bagaimana ia menghabiskan waktu luang yang
dimilikinya. Seseorang yang menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang
tidak bermanfaat tentunya mempunyai kualitas yang berbeda dengan mereka yang
menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang bermanfaat.
Ilham Mustafa: “Islam
sangat menyadari bahwa jiwa manusia tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya untuk hal-hal yang serius dan berat, tetapi islam juga
tidak menyerahkan dan membebaskan sepenuhnya kepada mereka untuk menghabiskan
waktu luangnya sesuai dengan selera hawa nafsu semata. Jadi, Islam tidak
terlalu mengekang, tepai juga tidak membebaskan”
Jadi, waktu luang bisa
saja dimanfaatkan untuk hal-hal yang ringan, tidak serius, seperti hiburan,
hobby dll akan tetapi perlu diingat
bahwa hal tersebut tetap tidak boleh merupakan selera hawa nafsu semata, dan
harus selalu mempertimbangkan asas manfaat, positif-negatifnya. Jadi mungkin dapat
dikatakan beruntung bagi mereka yang mempunyai hobi yang sekaligus dapat mendatangkan
manfaat seperti membaca atau berolahraga.
Waktu akan habis dengan cepat,
tidak dapat kembali, merupakan modal utama melakukan kebaikan, dan sudah pasti
kita akan dimintakan pertanggungjawaban atas setiap waktu yang digunakan. Dengan selalu mengingat hal tersebut mungkin
akan dapat membantu kita untuk lebih bijak dalam memanfaatkan waktu luang yang
kita punyai.
Jadi,
besok kita ngapain yak enaknya? Ha..ha…
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.