Sejarah telah mencatat banyak
tokoh-tokoh dunia yang telah menghasilkan buah pikiran berupa ide, gagasan,
konsep, dan lain sebagainya. Tidak jarang buah pemikiran tersebut harus melalui
banyak perdebatan, tantangan, ataupun perlawanan. Ada banyak gagasan, konsep,
ide, atau pemikiran dari orang-orang terdahulu yang masih ada atau malah tambah
subur sampai sekarang. Contoh paling
mudah misalnya konsep negara kesatuan RI dan Pancasila yang digagas oleh
Sokearno-Hatta dan para tokoh lainya yang hingga sampai sekarang masih
dijunjung tinggi dan dengan segala upaya dipertahankan oleh segenap bangsa
Indonesia. Kemudian buah pemikiran-pemikiran tokoh lain seperti Mahatma Gandhi,
Kong Fu tse (Confucius), Henry Dunant, Boden Powell, atau paham-paham seperti
Marxisme, nasionalisme, Liberalisme, Demokrasi dan masih banyak lagi. Tidak
sedikit pula gagasan-gagasan yang bahkan tidak diketahui siapa yang menciptakan
akan tetapi masih ada dan dipegang teguh oleh sekelompok masyarakat tertentu.
Gagasan itu penting. "Gagasan
membentuk pengalaman kita tentang dunia, memberikan pilihan agar kehidupan bisa
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Gagasan merubah kepercayaan dan harapan
kita untuk masa depan. Gagasan seperti api, logam, gerabah, dan internet secara
luar biasa telah mengubah cara kita menjalani kehidupan” (50 Gagasan luar biasa
yang mengubah dunia)
Kehebatan lain dari sebuah
gagasan, ketika para pencetus/pencipta gagasan-gagasan tersebut mungkin sudah
lama meninggalkan bumi ini, ia masih bisa hidup atau mungkin malah semakin berkembang
dan bersifat laten. “Orang sudah pasti
akan mati, tapi gagasan bisa saja abadi”
atau ungkapan lain dari novelis Perancis Victor Hugo “Suatu hal yang
lebih besar dibandingkan dengan langkah kaki sepasukan besar tentara adalah
gagasan yang tidak habis dimakan zaman” bisa menjadi bukti pengakuan atas
kehebatan dari sebuah gagasan.
“Great people talk about ideas,
average people talk about things, small people talk about other people”
Dalam tataran praktek kehidupan
sehari-hari, kita mungkin melakukan ketiga-tiganya. Sesekali kita membahas dan
berbicara mengenai gagasan/ide, sesekali membahas kejadian peristiwa/sesuatu,
dan sesekali juga membicarakan orang lain. Jadi mungkin yang perlu menjadi
perhatian adalah porsi mana di antara ketiga hal tersebut yang paling dominan
atau yang paling sering dilakukan. Apakah kita lebih sering menghasilkan
gagasan/ide? Ataukah kita lebih sering mengomentari sesuatu atau keadaan yang
terjadi? Atau malah lebih sibuk membicarakan orang lain?
Akan tetapi disebutkanya
tokoh-tokoh terkenal di depan bukan lantas kita simpulkan bahwa gagasan
haruslah berupa gagasan/ide yang besar, yang dikenal banyak orang, yang harus
mempengaruhi/diikuti oleh orang secara masif. Gagasan bisa saja ada dalam
lingkup yang lebih kecil misalnya gagasan kepada anak-anak kita,
saudara-saudara kita, teman-teman kita, lingkungan tempat tinggal, sekolah,
tempat kerja, dan sebagainya.
Gagasan-gagasan baru pastinya
akan selalu muncul, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk pembelajar.
Selalu akan ada gagasan baru yang dilahirkan sebagai akibat dari proses
pembelajaran dan adaptasi dari situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Jadi, apakah
kita akan menjadi bagian dari orang-orang orang yang menghasilkan gagasan, ide,
buah pemikiran? ataukah hanya sebagai follower dan komentator yang biasanya
lebih banyak menggerutu? atau malah hanya
menjadi pengamat setia orang lain saja? pilihan.
source image : Google
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.