Friday, February 7, 2014

Gagasan



Sejarah telah mencatat banyak tokoh-tokoh dunia yang telah menghasilkan buah pikiran berupa ide, gagasan, konsep, dan lain sebagainya. Tidak jarang buah pemikiran tersebut harus melalui banyak perdebatan, tantangan, ataupun perlawanan. Ada banyak gagasan, konsep, ide, atau pemikiran dari orang-orang terdahulu yang masih ada atau malah tambah subur sampai sekarang.  Contoh paling mudah misalnya konsep negara kesatuan RI dan Pancasila yang digagas oleh Sokearno-Hatta dan para tokoh lainya yang hingga sampai sekarang masih dijunjung tinggi dan dengan segala upaya dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia. Kemudian buah pemikiran-pemikiran tokoh lain seperti Mahatma Gandhi, Kong Fu tse (Confucius), Henry Dunant, Boden Powell, atau paham-paham seperti Marxisme, nasionalisme, Liberalisme, Demokrasi dan masih banyak lagi. Tidak sedikit pula gagasan-gagasan yang bahkan tidak diketahui siapa yang menciptakan akan tetapi masih ada dan dipegang teguh oleh sekelompok masyarakat tertentu.

Gagasan itu penting. "Gagasan membentuk pengalaman kita tentang dunia, memberikan pilihan agar kehidupan bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk. Gagasan merubah kepercayaan dan harapan kita untuk masa depan. Gagasan seperti api, logam, gerabah, dan internet secara luar biasa telah mengubah cara kita menjalani kehidupan” (50 Gagasan luar biasa yang mengubah dunia)

 Kehebatan lain dari sebuah gagasan, ketika para pencetus/pencipta gagasan-gagasan tersebut mungkin sudah lama meninggalkan bumi ini, ia masih bisa hidup atau mungkin malah semakin berkembang dan bersifat laten. “Orang sudah pasti akan mati, tapi gagasan bisa saja abadi”  atau ungkapan lain dari novelis Perancis Victor Hugo “Suatu hal yang lebih besar dibandingkan dengan langkah kaki sepasukan besar tentara adalah gagasan yang tidak habis dimakan zaman” bisa menjadi bukti pengakuan atas kehebatan dari sebuah gagasan. 


“Great people talk about ideas, average people talk about things, small people talk about other people”

Dalam tataran praktek kehidupan sehari-hari, kita mungkin melakukan ketiga-tiganya. Sesekali kita membahas dan berbicara mengenai gagasan/ide, sesekali membahas kejadian peristiwa/sesuatu, dan sesekali juga membicarakan orang lain. Jadi mungkin yang perlu menjadi perhatian adalah porsi mana di antara ketiga hal tersebut yang paling dominan atau yang paling sering dilakukan. Apakah kita lebih sering menghasilkan gagasan/ide? Ataukah kita lebih sering mengomentari sesuatu atau keadaan yang terjadi? Atau malah lebih sibuk membicarakan orang lain?

Akan tetapi disebutkanya tokoh-tokoh terkenal di depan bukan lantas kita simpulkan bahwa gagasan haruslah berupa gagasan/ide yang besar, yang dikenal banyak orang, yang harus mempengaruhi/diikuti oleh orang secara masif. Gagasan bisa saja ada dalam lingkup yang lebih kecil misalnya gagasan kepada anak-anak kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita, lingkungan tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, dan sebagainya. 

Gagasan-gagasan baru pastinya akan selalu muncul, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk pembelajar. Selalu akan ada gagasan baru yang dilahirkan sebagai akibat dari proses pembelajaran dan adaptasi dari situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Jadi, apakah kita akan menjadi bagian dari orang-orang orang yang menghasilkan gagasan, ide, buah pemikiran? ataukah hanya sebagai follower dan komentator yang biasanya lebih banyak menggerutu?  atau malah hanya menjadi pengamat setia orang lain saja? pilihan.

 source image : Google

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.