Waktu luang pada
dasarnya adalah sebuah nikmat, sama halnya dengan nikmat lainya seperti rizki, kesehatan
dll. Perlu dicatat bahwa ujian/cobaan tidak melulu berupa musibah, kesedihan, atau
kondisi yang tidak mengenakan lainya akan tetapi ujian/cobaan tak jarang
berwujud dalam sebuah nikmat, termasuk waktu luang. Disebut cobaan karena dengan
adanya nikmat waktu luang, terutama waktu luang yang berlebihan justru dapat
mengarahkan pada hal-hal yang kurang produktif, sia-sia, bahkan menuju ke arah
maksiat. Seperti pisau bermata dua, di satu sisi waktu luang bisa jadi
merupakan sesuatu yang membawa manfaat, di sisi yang lain bisa mendatangkan
kerugian.
"Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu
padanya yaitu kesehatan dan waktu luang" (HR. Bukhori).
Waktu luang secara sadar
atau tidak sadar akan diisi dengan berbagai macam aktivitas. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa banyak diantara
kita yang tertipu, itu artinya kebanyakan dari kita lebih cenderung untuk lalai
dan kurang bijak dalam memanfaatkan nikmat tersebut.
Ada begitu banyak
aktivitas untuk menghabiskan waktu luang yang dapat berupa kebaikan, berupa kesia-siaan,
atau malah berupa kemaksiatan. Jadi barang siapa yang tidak menghabiskan waktu
luangnya untuk kebaikan, maka sudah barang tentu waktu luangnya digunakan untuk
perihal yang sia-sia atau malah mendatangkan kemudharatan.