Thursday, May 10, 2012

Doa

Gara2 kejadian "nyaris" teringgal pesawat beberapa waktu lalu jadi keingetan momen2 "nyaris" lainya yang udah-udah
kaya "nyaris" kecelakaan motor, "nyaris" nabrak mobil, "nyaris" kejatuhan kelapa dll
andai saja waktu itu aku telat 1 menit lagiiiiii aja ke Bandara, pasti aq udah ketinggalan pesawat, tiket hangus, beli tiket lagi, nginep 1 hari di Jogja, bolos kantor 1 hari, dimarahin bla..bla..bla..
andai saja waktu itu telat nginjek rem 0,5 detiiiiiik aja, saling tabrakan deh tu motor, luka2, motor ringsek, ga bIsa kuliah, dimarahin Bonyok bla..bla..bla..
andai saja waktu itu motor yg aku kendarai geser 1 Centiiiiii aja, pasti udaj nyrempet dah itu mobil, jatoh, sakit, masuk RS lain bla..bla..bla..
andai saja waktu itu aku maju selangkah lagiiiiii aja kedepan, udah ketiban deh tu kepalaku sama kelapa, kepala bocor, hilang ingatan, dan harus di pukul kepalanya lagi biar ingatanya balik ( halah, yg ini sinetron bgt)


kalo ngalamin kejadian-kejadian yg "nyaris" kaya gtu ada 1 hal yg kemudian selalu aku renungkan
"Doa"
aku selalu merasa Doa memainkan peranya disini
mungkin aja 1 menit, 0,5 detik, 1 cm, 1 langkah yg menjadi pembeda keadaan itu adalah karena Doa2 orang tuaku, doa saudara2ku, doa2ku, doa2 temen2ku dan doa orang lain yg pernah mendoakan kebaikan/keselamatan atas aku
dengan doa2 itu mungkin saja sang maha Kuasa dan maha berkehendak  berkenan memberikan 1 menit, o,5 detik, 1 cm, 1 langkah tadi
"cuma" 1 menit lho bukan 1 jam, "cuma" O,5 detik, "cuma" 1 cm, "cuma" 1 langkah. ga banyak2

tapi yang sedikit itu belum tentu ga penting kan
coba tanya lah arti sepersekian detik sama Valentino Rossi kalo lagi balap
tanyalah arti sepersekian detik sama org yg hampir kecelakaan
tanyalah arti setiap menit sama org yg lagi nunggu sang kekasih (halah..^^)

dan kejadian2 kaya ketinggalan pesawat, jatuh, sakit itu menurutku masih masuk ke dalam keadaan/takdir yg tergantung (Takdir Mu'allaq)
artinya ketetapanya masih bisa dirubah tidak seperti kelahiran, kematian, yg ketetapanya termasuk takdir yang mutlak/tetap (Takdir Mubrom)

dalam surat Ar-Ra'du : 39

“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).”

jadi mungkin saja berkat Doa2 itu Allah berkehendak menghapus/merubah apa yg sudah tertulis/ditetapkan dan menetapkan kehendak baruNya

berubahnya suatu ketetapan dalam takdir Mu'allaq juga bisa disebabkan karena hukum sebab akibat
misalnya seandainya kita menjaga silaturahmi dgn tetangga maka Allah akan memberikan rezeki, seandainya kita rajin belajar maka kita akan memperoleh banyak ilmu dan dimuliakan dll

untuk bisa mengubah takdir Mualaq diperlukan usaha, doa dan diakhiri  tawakal
satu dari ketiganya tidak dilakukan dengan baik, mungkin saja akan gagal
setelah hal itu dilakukan maka kita tinggal menunggu ketentuan Allah yang disebut dengan (takdir)
ingat bahwa takdir itu kehendak sang Maha berkehendak, selama usaha, doa, dan tawakal sudah dilakukan dengan baik tugas kita dianggap selesai
selebihnya pasrahkan

hanya saja kita kadang terlalu fokus dengan usaha kita dan sedikit menganak tirikan doa dan tawakal
usaha sudah maksimal, sudah pol-polan tapi doa dan tawakalnya kurang
padahal kekuatan doa itu ruarrrrrr biasa

ga salah, Ibuku selalu mengajarkan tentang pentingya Doa
setiap kali akan bepergian jauh aku selalu disurhnya berpamitan ke tempat embah, kerabat, dan tetangga tetangga. tujuanya selain berpamitan juga biar di doakan
awal2nya sih males. masa mesti muter2 gitu. cukup dikasi tau entar kan bisa. hingga sampai akhirnya tau dan merasakan multiplier efeknya, ya di doakan, ya silaturahmi, ya menunjukan rasa hormat dll
Ibuku pun selalu berpesan apabila aku sedang mempunyai keinginan atau sedang berusaha mencapai suatu cita2 agar diobrolin sama orang tua
biar orang tua bantu mendoakan katanya
dan ternyata dalam buku 7 keajaiban rezeki Ippho "Right" Santosa disebutkan bahwa orang tua dan doanya merupakan salah satu dari 7 kunci keajaiban rezeki, yang dalam buku itu disebut sebagai sepasang bidadari

Alam ini merupakan tempat dari kejadian kejadian dengan probabilitas tak terhingga, lautan informasi probabilitas yang tidak bisa dihitung
dan mungkin hikmah dari ketidak terhinggaan probabilitas itu adalah agar selalu ingat mengenai adanya Zat yang maha berkehendak
bahwa manusia tak berdaya atas kehendaknya
kepastian adalah hak tuhan, manusia hanya berencana
dan sudah menjadi tugas dan hak manusia untuk berusaha, berdoa, bertawakal


Barangsiapa yang berdoa kepadaKu, pasti akan Kukabulkan, dan siapa yang memohon kepadaKu, pasti akan Kuberi, dan siapa yang mohon ampun kepadaKu pasti akan Kuampuni. (h.r. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan selainnya)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.