Allahuakbar, Alloh maha besar
kalimat yang pasti setiap hari saya dengar, setidaknya pada setiap adzan sholat lima waktu. Diletakan di bagian depan sebagi kalimat pembuka, dan diletakan juga di bagian akhir sebelum ditutup dengan kalimat tahlil
Kalimat yg tak henti-hentinya di elu2kan ketika datang dua hari besar Islam, Idul fitri dan Idul Adha, beramai-ramai, bahkan bisa sampai semalaman suntuk,
Kalimat yang secara makna berarti "Membesarkan", membesarkan keagungan Alloh, mengecilkan semua makhluk...
Kalimat yg selalu diteriakan Rasulullah dan para sahabat sebagai pelecut semangat saat maju ke medan peperangan. Menegaskan bahwa perjuangan ini semata-mata adalah untuk Alloh..
Lalu apakah pas? apakan pantas? apakah tidak salah?
Sambil mengacung-acungkan parang, golok mengancam sekelompok orang dgn disertai kalimat takbir ini
membakar rumah, merusak fasilita umum, Menganiaya dengan beringas sembari meneriakan kalimat ini
seperti sebuah tayangan tentang penyerangan terhadap suatu kelompk tertentu yang baru2 ini saya lihat di televisi
(bahkan kabar terakhir menyebutkan bahwa ada 3 orang yang terbunuh dalam peristiwa itu)
Takbir seolah-olah menjadi sebuah pembenaran, menjadi sebuah legitimasi semua tindakan.
seakan-akan kami yang bertakbir adalah melakukan tindakan "Alloh" atas 'Ridho Alloh"
kami bertindak atas nama Alloh, kami benar .
kami bertakbir, Alloh bersama kami!!
Apakah tindakan2 yang mereka lakukan itu benar2 untuk Alloh, sehingga dengan lantangnya mereka mengucap takbir?
bukan karena nafsu? bukan karena emosi?
sepenggal kisah sahabat Ali yang bisa menjadi bahan renungan
kisah ketika sahabat Ali seketika mengurungkan niatnya untuk membunuh lawanya di medan pertempuran dengan kondisi lawan perang yang sudah tidak berkutik
sebabnya karena sesaat sebelum dibunuh, lawan tersebut sempat meludah ke wajah Ali
Ali kemudian menjadi marah dan emosi atas tindakanya itu
karena itulah Ali kemudian memilih mengurungkan niat untuk membunuh lawan perangnya karena takut tindakanya membunuh lawanya itu lebih didominasi oleh rasa marah, rasa emosi akibat diludahi, tidak murni lagi atas dasar membela Agama Alloh seperti di awal pertempuran
"Ali mencoba bertakbir, mencoba meluruskan niat semata-mata tindakanya adalah untuk Alloh Bukan untuk urusan duniawi ataupun menuruti nafsu dan emosi"
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah gema takbir yang lantang terucap dari saudara-saudara kita yang melakukan perusakan itu adalah karena Alloh?, dengan niat yang lurus atau malah menuruti nafsu dan emosi
Jika benar mereka bertindak atas nama Alloh, apakah mereka bertindak dengan cara-cara yang dikehendaki Alloh, cara-cara yang di Ridhoi Alloh?
apakah pantas tindakan merusak, menganiaya, bahkan sampai membunuh kita sandingan dengan kalimat takbir "Allohu Akbar"?
dan apakah tindakan-tindakan tersebut semakin membesarkan keagungan Allloh, dan semakin menyadarkan kita bahwa kita adalah makhuk ciptaan-Nya yang tidak berdaya?
Begitu sering kita mendengar dan mengucap kalimat takbir dalam Adzan, dalam sholat dan sebagainya apakah kita benar-benar telah membesarkan keagungan Alloh, menyadari bahwa kita benar-benar tak berdaya di hadapan-Nya, meluruskan niat?
pertanyaan untuk diri saya pribadi . "Sudahkah saya benar-benar bertakbir?"
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.