Thursday, May 20, 2010

Bermimpi sejenak tentang pernikahan

Dalam bulan mei ini sudah 3 Famili saya yg hampir seumuran dengan saya sudah menikah
sabtu kmren, rekan kerja dikantor dimana meja kami saling berhadapan menikahkan putri pertamanya. dan di hari yang sama, teman angkatan selama kuliah juga menikah dengan teman ankatan kuliah saya juga
akhir minggu ini teman SMA saya juga menikah
dan yg cukup mengejutkan, ternyata Dian Sastro juga mau menikah.wah, ko saya ga dikasi tau sbelumnya ya (haiah..siape Elu????)

rentetan momen bahagia itu behasil menyeretku untuk sejenak membayangkan tentang pernikahan
Bagaiamna nanti aku mengahadapi rasa gugup saat mengucap kalimat sakti akad nikah
Bagaimana nanti mengahadapi rasa haru sungkem ke orang tua dan mertua
bagaimana nanti mengenakan kostum pernikahan yg sedemikian ribetnya
bagaimana nanti klo ini, klo itu, ribet..ribet..

Teringat nasihat seorang sahabat karib tentang pernikahan
   Isitrahatlah sejenak dari bermimpi tentang pernikahan.
   Jika mimpi itu hanya berisi bagaimana mengatasi rasa gugup saat akad nikah.
   Atau tumpukan kado dan amplop warna-warni menghiasi 'bed of roses'.
   Atau kalau hanya mengharap salam indah dan atau jawaban salam dari kekasih.
   Apalagi membayangi bisa menatap, berbicara dan menghabiskan waktu bersama belahan hati tercinta.


Pernikahan tidak sekedar itu kawan, tidak cuma sampai di situ. Mengekor dibelakngnya amanah dan banyak PR yang wajib dikerjain.
Bukan hanya tentang lancar-tidaknya mengucap akad nikah
Bukan sekedar mengurusi kostum, jalanya acara resepsi, dekorasi gedung dll (karna biasanya kan udah dikerjain event organizer/panitia. he..he..)
Bukan menata letak perabotan rumah tangga, bukan juga kembali ke kantor atau beraktifitas rutin karena masa cuti habis.
Tapi ada hal yang lebih penting, menyadari sepenuhnya hakikat dan makna pernikahan.
Bahwa pernikahan bukan seperti 'rumah kost' atau 'hotel'.
Di mana penghuninya datang dan pergi tanpa jelas kapan kembali.
Tapi lebih dari itu, pernikahan merupakan tempat dua jiwa yang menyelaraskan warna-warni dalam diri dua insan untuk menciptakan warna yang satu: warna keluarga

Ibuku akhir2 ini sering berpesan (ga ngerti apa maksudnya akhir2ni jadi sering) : "Kalo nikah tu ga cuma hubungan baik sama istrimun tok, tapi sama keluarga istrimu juga"!!

Lebih dari itu, pernikahan dalam konteks dakwah katanya merupakan tangga selanjutnya dari perjalanan panjang dakwah membangun peradaban ideal dan tegaknya kalimat Allah.
Namun tujuan mulia pernikahan akan menjadi sulit direalisasikan jika tidak memahami bahwa pernikahan dihuni oleh dua jiwa.
Setiap jiwa punya warna tersendiri, dan pernikahan adalah penyelarasan warna-warna itu.
Karenanya merupakan sebuah tugas untuk bersama-sama mengenali warna dan karakter pasangan kita.
Belajar untuk memahami apa saja yang ada dalam dirinya.
Menerima dan menikmati kelebihan yang dianugerahkan padanya. Pun membantu membuang karat-karat yang mengotori jiwa dan pikirannya.
Menikah berarti mengerjakan sebuah proyek besar dengan misi yang sangat agung: melahirkan generasi yang bakal meneruskan perjuangan.
Pernahkan terpikir betapa tidak mudahnya misi itu? Berawal dari keribetan kehamilan, perjuangan hidup mati saat melahirkan, sampai kurang tidur menjaga si kecil? Ketika bertambah usia, kadang ia lucu menggemaskan tapi tak jarang membuat kesal.
Dan seterusnya hingga ia beranjak dewasa, belajar berargumentasi atau mempertentangkan idealisme yang orangtuanya tanamkan. Sungguh, tantangan yang sulit dibayangkan jika belum mengalaminya sendiri...

Ini bukan mau nakut-nakutin yang mau nikah lho....(wong saya sendiri belum nikah!).
Tapi seperti briefing singkat yang menyemangati para petualang yang bakal memasuki hutan belantara yang masih perawan. Yang berhasil, bukan mereka yang hanya bermodal semangat. Tapi mereka yang punya bekal ilmu, siap mental dan tawakkal kepadaNYA.
Karena pernikahan bukanlah sebuah keriaan sesaat, namun ia adalah nafas panjang dan kekuatan yang terhimpun untuk menapaki sebuah jalan panjang dengan segala tribulasinya.

Seperti biasa, Lamunanku seketika terhenti otomatis, ketika lamunan mulai mengarah kepada pertanyaan "Dengan Siapa akan menikah?"..
cukup lah

Lanjut kerja Sajah!!!!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.