Wah..kapan ya pertama kali denger kata ikhwan dan akhwat, akhi dan ukhti??. Seperti sebuah bahasa asing bagiku ketika memasuki dunia ngaji-mengaji dulu.(sebelumnya aktif di dunia persilatan^^).
Sempet kepikiran buka kamus besar bahasa Indonesia buat ngartiin kata-kata itu, tp kayanya kelupaan terus. Akhirnya ya muncul penafsiran2 dari Tanya ke temen deket, pergaulan dan dari buah pikiran pribadi..
IKhwan
Kayanya istilah ikhwan atau akhi seperti sebuah penghargaan, dan yang pasti beda kelas dan menimbulkan efek yang berbeda dengan julukan-julukan yang lain yang kebanyakan ga mutu. Tentunya seseorang pasti akan lebih senang jika dipanggil dengan ikhwan atau akhi daripada dengan julukan yg lain. Mungkin sbagian orang atau malah banyak orang membayangkan sosok seorang ikhwan adalah mereka yang aktif di masjid, Da'i muda yang handal, ibadahnya keren, qiyamu lail dan baca Al-Qur’an tak pernah kelewat, bermartabat, wibawa, disegani, dan Coo….l. seperti akhi Adit, Akhi Heri, Akhi irwan.he…… atau seperti pendapat temenku “S” ktika dulu aku tanya tentang ikhwan, dengan yakin ia menjawab “ikhwan itu keliatan banget dari fisiknya guh, punya jenggot (map banget kalau ada yang kesindir karena jenggotnya, atau karena ga punya jengot..), kalem, ada Al-qur’an di saku” ya gitu-gitu deh, katanya..
Jadi mgkin kesimpulanya kalau boleh aku pinjem istilah pelajaran B.indonesia (golongan pelajaran susah menurutku) istilah yang “kalau ga salah” sebutan buat “Saudara laki-laki” itu telah mengalami apa yang disebut Pergeseran Makna positif, yaitu telah bergeser menjadi sebutan buat orang yang dekat dengan Alloh, taat beragama, taat beribadah. Ya ga sih??
Akhwat
Ceritanya ya setali tiga uang alias sama aja, mirip-mirip kaya cerita tentang ikhwan tadi. Ia telah terimajinasikan sebagai wanita dengan kepribadian menawan, islami, berkelas. Ia adalah wanita yang selalu menjaga kehormatanya, tidak “awehan”, yg kl papasan denganya aku ga berani dan malu kalau ngeliat lama2 (he….).
Ikhwan dan akhwat itu manusia (ya iya la…..h..)
Beberapa kali saya nginep di tempat beberapa orang ikhwan. Ya emang sih pada awal-awal aura “ikhwanya” kentel bgt. Weits, tp tunggu dulu ga lama (mungkin karena kami temen deket) keluar deh semua sifat2nya yang mgkin jauh dari bayangan orang-orang tentang seorang ikhwan. Mungkin tak terbayangkan kalo ternyata mereka ada yg jago ndagel (melucu) jauh lebih lucu dari tukul arwana, jago main bola jauh lebih jago mainya daripada aku yang mentasbihkan diri sebagai foot ball lovers sejati, ada yang maniak dan jago nge-game, kamarnya berantakan kaya kamarku, atau ada yang suka nonton kamen raider, nonton power ranger, nonton drama-drama romantis ala jepang -korea. aneh-aneh pokoknya..
Nah kl masalah akhwat gitu juga kali ya?. Makanya syarat tak tertulis menjadi murabbi kan “jangan sering-sering ketemu sama mad’u”. he…. Aku ga begitu tau sih, Soalnya aku mau nginep di tempat akhwat tapi ga dibolehin (lho???)
Tp asal tau saja, aku punya temen seorang akhwat yang naik motornya jauh lebih jago dan lebih berani daripada aku. mantap gan….!!!. Akupun pernah terkaget ketika melihat permainan gitar kelas maestro seorang akhwat pada suatu waktu. maknyuz gan….!!!
So…..
Itulah, barangkali mulai saat ini, pandanglah ikhwan kita, akhwat kita sebagai manusia juga yang mempunyai sisi-sisi kekuatan dan kelemahan, yang mempunyai sisi-sisi menyenangkan dan “menyedihkan” (maksud lo..????). Hingga kita tak kecewa-kecewa betul saat harus “berinteraksi aktif” dengannya. Ha..ha… Jadi “barangkali”, Pandanglah ikhwan, akhwat itu sebagai manusia juga seperti kita, yang punya kelemahan dan kelebihan; akan tetapi mungkin yang perlu dicatat adalah, bahwa ikhwan dan akhwat mempunyai kesungguhan untuk menjadi yang terbaik, meskipun hasilnya terkadang belum begitu baik.he….
Sebelumnya mohon maaf atas postingan ini…ya pokoknya mohon maaf lah….
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.